Sugeng Rawuh...!!! Blog ini bukan saja tentang craft-nya Yanneey di *duneeya*. Melainkan tentang Yanneey & semua -------crafting, writing, family, friends, dll-------Yah, mencoba kembali belajar sharing & belajar menulis. Mari menulis kembali dengan kata dan juga craft.. ...!!!
http://www.cute-smiley.com There is no great writing, only GREAT REWRITING (Justice Brandeis)

Minggu, 14 Oktober 2012

Me and Germany Traditional Costume Doll

Beberapa waktu yang lalu ada customer dari Bogor, bernama Putri, yg pesan boneka miniatur dengan pakaian tradisional Jerman. Setelah melihat foto yang dia kirimkan, sepertinya tidak terlalu sulit. Tapi saya tidak langsung membuatnya. Googling dulu biar lebih jelas lagi tentang pakaian tradisional Jerman, sebenarnya mencari kombinasi warna yang biasa digunakan di pakaian adatnya.

Di foto yang dia kirimkan, pakaian tradisional laki-laki Jerman kombinasi warna coklat dan putih, sedangkan pakaian perempuannya kombinasi warna hitam dan putih. Saya tanyakan kepada Putri, apakah bonekanya mau dibuat seperti foto untuk warna pakaiannya? Dia bilang, warnanya terserah saya, dengan tambahan kata-kata "kupercayakan padamu". Huaduh.. rasanya berat nian kata-kata itu bagi saya. Tidak hanya sekali dia menambahkan kata-kata seperti itu. Ketika beberapa waktu kemudian saya tanya lagi tentang rambut bonekanya mau seperti apa. Lagi-lagi dia menambahkan kata-kata seperti itu ketika menjawabnya. Semakin berat dan besar rasa takut saya.
Semestinya saya bahagia dan bangga karena ada yang percaya sama saya, memang sih... tapi yang membuat saya berat itu saya takut tidak bisa memenuhi kepercayaan dia, takut hasilnya tidak sesuai dengan yang dia inginkan.

Akhirnya setelah googling, saya coba membuatnya. Bismillah, semoga hasilnya memuaskan. Kalau tidak puas ya saya bikinkan lagi...
Ini hasilnya...
Hasil di atas sudah mengalami revisi untuk boneka perempuannya. Awalnya saya pakai kombinasi warna biru, putih, dan pink pada bagian celemek/apronnya. Tujuannya sih biar lebih ceria dan warna warni. Tapi setelah dipandang-pandang sendiri, rasanya kurang sreg di hati saya. Jadinya apronnya saya ganti warna putih. Begitulah hasilnya. 
Putri minta perbaikan sedikit. Pipi boneka perempuan minta di kasih blush on dikit dan rambut boneka laki-laki terlalu nonong hehehe...
Okelah saya perbaiki, ini dia hasilnya boneka sudah berdiri di stage dengan tulisan "die Bayerische Kleidung"
die Bayerische Kleidung

Dalam hati saya bertanya apa arti "die Bayerische Kleidung". Dulu waktu kelas 2 SMU saya sempat dapat juga pelajaran Bahasa Jerman selama satu tahun. Nilai saya lumayan bagus juga lho, 9 di raport. Tapi karena tidak ada kelanjutannya jadilah kurang terasah.
Inginnya tanya langsung ke Putri, tapi agak kurang keberanian buat nanya. Jadinya saya buka aja kamus.

Setahu saya "die" itu adalah awalan untuk kata benda feminin dalam bahasa Jerman. Memang dalam Bahasa Jerman kata benda itu punya jenis kelamin.
Aku punyanya kamus Jerman yang kecil, mungkin kurang lengkap, tapi untungnya kata-kata yang saya cari ada disana.
Bayer = orang Bayern, negara bagian Bayern
Kleidung = pakaian
Mungkin "die Bayerische Kleidung" artinya pakaian orang Bayern ya... Mungkin seperti pakaian adat jawa, pakaian adat bali dll ya... hehehe...
Setidaknya rasa ingin tahu saya sudah terpenuhi. ^o^
Oya, sepertinya saya salah menuliskan di stage boneka dengan tulisan "die bayerische kleidung" yang semuanya saya tulis dengan huruf kecil. Seharusnya kata benda diawali dengan huruf besar, tapi awalannya tetap dengan huruf kecil. Jadi sepertinya yang betul penulisannya adalah "die Bayerische Kleidung"

Lihat detail bajunya ya..



Saya jadi ingin tau, boneka ini mau buat siapa. Saya berharap banget boneka ini untuk hadiah orang Jerman yang bakal dibawa ke Jerman. Saya membayangkan hasil karya saya bisa dibawa ke luar negeri... Semoga... semoga... apalagi ke Jerman! itu negara yang saya ingin datangi sejak dulu mengenal bahasa Jerman. Alasannya ada beberapa.. Di antaranya, Pak Habibie idola saya juga ada di Jerman, saya juga dulu sempat mendengarkan radio Deutch Welle siaran bahasa Indonesia. Dulu saya sempat kirim surat ke Deutchwelle minta perangko bekas -hehehe dulu saya suka koleksi perangko juga lho- dan saya dapat balasan berupa beberapa perangko Jerman (bekas) dan brosur siaran Radio Deutch Welle, juga sebuah majalah berbahasa Jerman. Meskipun saya sama sekali nggak paham isinya, tapi saya takjub dengan foto-foto keindahan kota-kota di Jerman dalam majalah itu. Nah, saya jadi semakin pengen tuh ke Jerman. Mimpi boleh kan ya??? ^^

Saya jadi mengingat-ingat, dimana ya majalah Jerman itu??? saya juga sedari tadi sebenarnya sedang mengingat-ingat Ibu Guru Bahasa Jerman waktu kelas 2 SMU itu. Beliau wali kelas saya di 2-10. Saya ingat sosoknya, dengan kacamata tebal, rambutnya ikal/keriting dikepang satu dibelakang (kalau tidak salah ingat), juga cara mengajarnya yang mudah saya pahami. I miss her!!!! Saya belum juga mengingat namanya, akhirnya setelah bikin pertanyaan di status FB, ternyata ada teman yang ingat juga. Beliau, guru Bahasa Jerman saya bernama Ibu Endang Poncowati. 

Sebenarnya pelajaran Bahasa Jerman saya tidka terhenti sampai akhir kelas 2 SMU saja. Selepas kuliah saya sempat tergerak untuk mempelajarinya lagi secara online. Tapi berhubung waktu itu cuma bisa di warnet jadi kurang maksimal. Pengen deh belajar Bahasa jerman lagi, sayang kan sudah separo jalan, rasanya pengin sampai mahir.

Ahh... semoga suatu saat saya bisa ke Jerman. Asli Jerman lho ya... bukan Jerman "Jejer Kauman" lho hahaha... Kebiasaan orang Jawa suka memplesetkan kata Jerman dengan Jejer Kauman, artinya Sebelah Kauman. Kauman itu ya nama sebuah tempat. Biasanya di daerah itu ada wilayah yang dinamai Kauman. Saya kurang tau kriteria sebuah wilayah dinamakan Kauman itu apa aja. harus ditanyakan nih sama yang berwenang hehehe...

Ya sudah begitu saja curhatan saya tentang Jerman, I wish someday I will be there! Pokoke Ich liebe dich!
Ich heiBe Yani, Ich komme aus Pemalang... (inget pelajaran pertama dari Bu Endang ^o^)
Bye.. bye...
Auf wiedersehen!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar