Aku dan keluarga saat ini sedang berduka, karena keponakanku yang masih muda (masih kuliah di tahun kedua di Pendidikan Guru Olahraga UNY) didiagnosa penyakit yang mematikan.
Berawal dari gejala sakit biasa, lalu rasa linu yang sangat di kaki. Trus dia pulang, periksa ke dokter di sini, katanya Tipus. Belum sembuh dia udah harus balik ke Jogja karena ada ujian. Di Jogja keadaan tambah parah, ke dokter katanya syarafnya yang kena. Sampai ikut terapi juga di Panti Rapih, tapi tidak ada hasilnya, malah katanya pandangan matanya jadi kabur. Periksa ke dokter mata, katanya juga nggak apa-apa, malah dibilang katanya karena sering main PlayStation. Padahal dia jarang main PS.
Berhubung di Jogja tidak ada saudara, selama disana dia dibantu teman-temannya saja. Sebenarnya di Jogja itu untuk kepentingan ujian saja. Dengan keadaan seperti itu gak memungkinkan dia ikut ujian, akhirnya keluarga memutuskan agar dia bisa dirawat inap.
Gak mungkin di Jogja, karena gak ada saudara disana, sulit untuk memonitor & menjenguk.
Diputuskan dibawa ke RS. Margono Purwokerto. Dari Jogja mampir ke Purwokerto. (Kalau dari Jogja mau ke Pemalang memang bisa lewat Purwokerto). Dilakukan rontgen, niatnya sekalian dirawat inap biar terkontrol. Tapi dokternya bilang dia bisa dirawat jalan, jadi dibawalah pulang. (Belakangan baru tau ternyata RS lagi penuh). Dia pulang dengan membawa hasil rontgen.
Esoknya dia harus balik lagi ke Margono untuk menemui dokter syaraf & menunjukkan hasil rontgennya. Tapi kata dokternya syarafnya baik-baik saja. Dibawalah dia pulang. Aneh, kalau syarafnya baik-baik saja, tapi tetap sakit gitu, kok dokternya gak menyarankan untuk dicek darah atau yang lain2nya.
Keponakanku yang lain (sepupunya dia) konsultasi sama suaminya yang lagi ambil Kedokteran di Inggris, katanya disuruh cek semuanya. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya diputuskan ke RS di Tegal saja, biar dekat, lagian di Margono lagi penuh. Setelah dicek semuanya, ternyata leukositnya tinggi, dia didiagnosa LEUKEMIA.
Astaghfirullahaladzim... itu kan yang sering orang sebut Kanker Darah..
Bagaimana bisa Ya Robb hal itu terjadi dikeluargaku??
Yang di rumah hanya bisa memonitor kabarnya lewat telepon dan saling cerita sambil nangis.
Dia dirujuk ke Semarang RS. Tlogorejo, tapi ternyata penuh juga. Rumah sakit kok lagi pada penuh ya?? Akhirnya ke RS. Elisabeth.
Terbayang, kebanyakan yang kena penyakit seperti itu akhirnya meninggal.
Sungguh aku merasa sangat bersalah.
Memang dia keponakanku yang paling menyebalkan, selalu gak bisa diajak kompromi, suka menang sendiri & selalu bikin aku marah & nangis. Sampai-sampai mungkin aku seperti dendam & males banget berurusan sama dia, gak peduli dia mau kayak gimana. Gak cuma bermasalah sama aku, dia juga bermasalah sama kakakku & sepupunya. Karena dia menyebalkan, urakan.
Sungguh saat tau keadaannya yang ada di hatiku:
Aku memaafkan semua yang telah dia perbuat terhadapku. Aku menyesal mendendam padanya.
Aku cuma bisa menangis sendiri di kamar mandi. Aku kasihan padanya, umurnya masih muda, dia harapan kedua orang tuanya. Dia dua bersaudara, adiknya perempuan masih kelas 5 SD. Bapaknya kerja di PLN, tapi belum diangkat jadi pegawai. Sementara ibunya punya warung kelontong kecil2an. Rumahnya di sebelah tempat tinggalku. Aku terbayang kesedihan di wajah-wajah keluargaku. Itu membuatku semakin menangis.
Selain itu aku juga teringat seorang sahabat dekatku, Lelly. Waktu kuliah dulu dia juga harus meninggal di usia muda karena penyakit liver. Penyakit itu juga terdeteksi secara tiba-tiba ketika dia selesai KKN, dan dalam waktu singkat membawanya ke hadapan Illahi. Betapa aku sangat kehilangan saat itu, makanya aku sangat takut.. :((
Alhamdulillah kakak tertuaku yang ekonominya paling bagus di keluarga selalu siap menolong dananya.
Sudahlah, uang bisa dicari, yang penting ditangani lebih cepat..
Tapi sepertinya keponakanku baru ditangani dokter spesialis kanker & hematologi hari senin, karena dia kemarin dibawa malam minggu & biasanya hari minggu kan libur. Meskipun katanya kalau dokternya memamng lagi ada di Semarang, minggu pun mau datang.
Memang belum dipastikan benar LEUKEMIA atau bukan. Karena perawat disana juga masih heran, leukositnya memang tinggi, tapi Hb, tekanan darah, suhu tubuh masih normal. Lagian katanya pasien Leukemia biasanya lemah, sampai pingsan. Tapi tidak dengan dia yang masih bugar meskipun wajahnya pucat.
Keluargaku mungkin dalam hati masing-masing sudah menduga penyebab keheranan Si Perawat itu, sehingga keadaan tidak seburuk yang dialami pasien pada umumnya.
Semoga ada titik cerah, semoga ada keajaiban untuknya.
Hari selasa pagi,
Aku belum dapat cerita tentang hasil pemeriksaan dokter di hari senin. Padahal bapaknya udah pulang kemarin malam, Aku takut untuk bertanya & mendengar sendiri. Aku takut aku tidak bisa mengontrol diri, jadi tunggu cerita dari Mamahnya Nandito aja. Tapi kakakku bilang katanya trombositnya udah turun... Ya Allah, berikanlah keajaiban untuknya. Ampunilah dia & sembuhkanlah penyakitnya. Amiin...
Harusnya pagi ini aku ikut nengok ke Semarang tapi terpaksa gak jadi karena aku harus gantian momong si kecil Nandito di rumah. Dia belum boleh dibawa ke rumah sakit, karena disana banyak kuman & virus yang beredar. Aku nanti ikutnya kunjungan hari Jum'at. Ya Allah, semoga aku masih sempat menengoknya.
Riza, seburuk apapun yang telah kau perbuat terhadapku. Aku memaafkanmu. Semoga Allah mengampuni segala dosa dan kesalahanmu sehingga Allah berkenan menyembuhkan penyakitmu. Amiin...
Mohon do'anya ya, sahabat....
Dibalik sakitnya itu ternyata ada cerita lain.
Saat di kost di Jogja, badan terasa sangat gak enak, dia pindah ke kasur temannya yang lebih empuk, dibantu sama teman-temannya. Sementara itu mungkin kamar dia terbuka, dan ada yang mencuri laptopnya. Padahal meskipun saat itu dia sedang sakit, tapi dia lagi mengerjakan tugas kuliahnya biar bisa dititipin ke temennya. Dan raiblah tugas itu bersama dengan laptopnya. Semoga malingnya insyaf...
Ternyata memang meskipun dia begajulan kayak gitu, semangat kuliahnya memang tinggi. Terbukti dengan mengerjakan tugas disaat sakit, juga bela-belain ke Jogja di saat sakit hanya untuk ikut ujian. Disini aku salut padanya...
Cerita lain...
Adiknya yang ditinggal sendirian di rumah memang dititipkan ke aku & keluarga yang masih dirumah. Kemarin malam sepertinya dia menangis, mungkin dia bingung kenapa orang2 pada menangis, sedangkan dia tidak tau apa-apa. Dia mungkin juga kangen sama ibu bapaknya yang lagi menemani kakakaknya di Semarang.
Yang bikin nggrentes tadi siang dia bilang, Bapaknya mau bicara sama aku, aku disuruh mengantar dia beli sepatu karena sepatunya sudah bermulut, karena besok mau dipakai buat jadi petugas upacara. Hiks... huaaa.....
Aku tau sifatnya, dia suka gak tega buat minta beli ini-itu karena takut orang tuanya gak punya uang. Berbeda sama kakaknya yang kalau minta lebih berani. Tapi adiknya ini disaat sudah kepepet mau pakai barangnya dia baru berani minta beli. Kejadian sebelumnya juga tentang sepatu & sandal. Sore harinya aku antar dia beli sepatu...
Hiks.. hiks... blogging sambil berurai air mata..
Mohon do'anya ya, sahabat, untuk keponakanku & keluarga besarku..
Terima Kasih!
Saat-saat seperti ini, baru terasa kan betapa berharganya sehat, dan betapa mahalnya sakit. Buat yang masih sehat, please dijaga ya... Hindari makanan-makanan dengan bahan pengawet, pewarna, perasa, penyedap rasa buatan, dan juga makanan-makanan yang mengandung bahan-bahan yang bersifat karsinogenik. Istirahat yang cukup & berolahraga. Makan yang bergizi seimbang, Hindari polusi udara. Konsumsi suplemen yang banyak mengandung antioksidan untuk menangkal radikal-radikal bebas baik yang lewat makanan maupun lewat polusi udara. Please, jangan ada yang sakit lagi ya....
..Neey..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar